Sebanyak 18 tim peserta Shopee Liga 1 2019 harus siap menjalani jadwal superpadat. Mundurnya start kompetisi menjadi penyebab. Sebanyak 34 p...
Sebanyak 18 tim peserta Shopee Liga 1 2019 harus siap menjalani jadwal superpadat. Mundurnya start kompetisi menjadi penyebab. Sebanyak 34 pertandingan harus diselesaikan dalam kurun waktu enam bulan.
Memang, liga terentang dalam tujuh bulan. Namun, memperhitungkan libur lebaran dan jadwal Piala Indonesia yang masih tersisa, praktis hanya sekitar enam bulan waktu yang ada untuk menyelesaikan.
Persebaya pun harus menjalani jadwal superberat pada bulan-bulan tertentu. Tidak hanya intensitas pertandingan yang sangat padat, namun pertandingan tandang berurutan dengan jarak yang sangat jauh. Satu tandang di bagian barat Indonesia, langsung dilanjutkan dengan tandang ke ujung timur Nusantara.
Pada dua bulan pertama kompetisi, jadwal Ruben Sanadi dab kawan-kawan relatif ringan. Dalam bulan Mei ada tiga pertandingan. Juni pun tiga pertandingan. Memang bersamaan dengan bulan Ramadan dan Idul Fitri, namun tetap saja jeda satu laga ke laga berikutnya cukup panjang. Pada dua bulan itu, Persebaya menjalani empat laga kandang dan hanya dua pertandingan tandang.
Persebaya harus tambah persneling pada Juli. Total, ada lima pertandingan di bulan tersebut. Tiga di antaranya tandang. Satu di antara dua partai kandang menjadi laga yang sangat berat, yaitu duel klasik melawan Persib pada 6 Juli di Gelora Bung Tomo.
Sejak Juli ini, tim pelatih Persebaya harus mulai menjaga stamina. Sebab, jadwal pada bulan Agustus bakal mengerikan. Ada enam pertandingan selama Agustus. Lima di antaranya melawan tim-tim kuat, yaitu melawan Persipura, Madura United, Arema FC, Perseru Badak Lampung, Persija Jakarta, dan Bhayangkara FC. Satu lawan lainnya pada Agustus adalah Perseru Badak Lampung.
"Mau tidak mau, dalam kondisi seperti itu, kami harus dinamis dalam menyusun starting line-up," kata pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman. "Komposisi pemain bisa berbeda dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya," jelasnya.
Djanur tidak mempermasalahkan kondisi tersebut karena semua tim juga mengalami. Apalagi, pada akhir musim lalu, Persebaya juga menjalani rangkaian jadwal maut. Mereka melawan tim-tim kuat seperti Persib, Madura United, Persija, dan PSM secara beruntun. Green Force melaluinya dengan baik.
Setelah jadwal superpadat pada Agustus, jadwal Persebaya lebih bersahabat pada September. Hanya dijadwalkan empat pertandingan. Kembali lima pertandingan selama Oktober, lalu empat pertandingan lagi selama November.
Meski pertandingan hanya empat selama November, namun bulan itu menjadi berat karena jarak lokasi pertandingan yang berjauhan. Pada 6 November, Persebaya akan melawat ke kandar PS Tira Persikabo di Bogor. Pada 11 November, Ruben dkk harus bermain di kandang Persipura di Jayapura.
"Mungkin kita dari Bogor langsung ke Papua, lebih melelahkan kalau dari Bogor ke Surabaya dulu, lalu lanjut ke Jayapura," kata Djanur.
Desember yang menjadi bulan terakhir Liga 1. Pada bulan tersebut, Persebaya akan bermain empat kali. Tiga kali kandang dan sekali tandang. Salah satunya melawan Arema FC pada 8 Desember.
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : Tempo.co
Sumber : Tempo.co