Ankiti Bose adalah pendiri platform fesyen yang berkembang pesat saat ini, yakni Zilingo. Melalui startup ini, dia menjadi wanita India pert...
Ankiti Bose adalah pendiri platform fesyen yang berkembang pesat saat ini, yakni Zilingo. Melalui startup ini, dia menjadi wanita India pertama yang ikut mendirikan perusahaan startup senilai USD 1 miliar atau Rp14,39 triliun.
Bose, yang memulai karirnya sebagai analis investasi sebelum meluncurkan Zilingo pada tahun 2014, mengatakan ia beruntung menemukan co-founder laki-laki dan tim pendukung yang menganggapnya cukup kompeten tanpa melihat gender, dan mendukung ambisi bisnisnya.
Dia mengakui, dukungan tersebut mungkin sulit didapat banyak wanita di dunia ini, sehingga dia ingin menggunakan posisi kepemimpinannya untuk menjembatani kesenjangan bagi wanita untuk sukses, khususnya di industri teknologi dan di Asia.
Dengan demikian, dia memastikan 50 persen kepemimpinan di Zilingo berada di tangan wanita.
"Saya sangat beruntung memiliki tim mentor, tim pemandu yang akan menganggap saya cukup tanpa gender. Saya benar-benar ingin melihat itu terjadi dengan banyak wanita, dan saya tahu itu tidak terjadi," kata Bose dilansir CNBC Make It.
Meski demikian, untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah. Bose mendesak perempuan lain untuk terus menuntut lebih banyak dari pegawai dan rekan kerjanya, baik dalam hal bimbingan atau pengakuan.
Sebab, kebanyakan rekan kerja wanitanya menghindar dari peluang, sementara rekan kerja pria biasanya bernegosiasi dengan keras untuk gaji hingga posisi.
"Saya telah mengalami situasi di mana saya telah bernegosiasi dengan seorang wanita yang mengatakan 'Anda bertanya terlalu sedikit, tidakkah Anda tahu apa yang pantas Anda dapatkan?" katanya.
Selain itu, pria juga harus turut andil untuk mendukung rekan-rekan wanita, terutama jika di perusahaan tersebut sedikit sulit sehingga tidak memiliki banyak pemimpin wanita.
"Pada akhirnya, saya pikir itu hanya bisa bergeser jika ada cukup banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Tetapi untuk sampai di sana, kita semua harus bekerja sangat keras," jelasnya.
Studi yang tak terhitung jumlahnya, termasuk laporan 2018 dari Harvard Business Review, menceritakan bagaimana wanita terus menghadapi hambatan yang signifikan di tempat kerja, dibandingkan dengan rekan pria mereka.
Pendiri platform global untuk wirausaha teknologi perempuan, Love Tech, Leanne Robers mengatakan, dia yakin prestasi Bose dapat menandai tonggak penting bagi pendiri perempuan dan menunjukkan kepada mereka mengenai kekuatan kemungkinan.
"Sangat penting untuk memiliki panutan wanita seperti Ankiti, karena Anda tidak bisa menjadi apa yang tidak bisa Anda lihat," katanya.
Bose, yang memulai karirnya sebagai analis investasi sebelum meluncurkan Zilingo pada tahun 2014, mengatakan ia beruntung menemukan co-founder laki-laki dan tim pendukung yang menganggapnya cukup kompeten tanpa melihat gender, dan mendukung ambisi bisnisnya.
Dia mengakui, dukungan tersebut mungkin sulit didapat banyak wanita di dunia ini, sehingga dia ingin menggunakan posisi kepemimpinannya untuk menjembatani kesenjangan bagi wanita untuk sukses, khususnya di industri teknologi dan di Asia.
Dengan demikian, dia memastikan 50 persen kepemimpinan di Zilingo berada di tangan wanita.
"Saya sangat beruntung memiliki tim mentor, tim pemandu yang akan menganggap saya cukup tanpa gender. Saya benar-benar ingin melihat itu terjadi dengan banyak wanita, dan saya tahu itu tidak terjadi," kata Bose dilansir CNBC Make It.
Meski demikian, untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah. Bose mendesak perempuan lain untuk terus menuntut lebih banyak dari pegawai dan rekan kerjanya, baik dalam hal bimbingan atau pengakuan.
Sebab, kebanyakan rekan kerja wanitanya menghindar dari peluang, sementara rekan kerja pria biasanya bernegosiasi dengan keras untuk gaji hingga posisi.
"Saya telah mengalami situasi di mana saya telah bernegosiasi dengan seorang wanita yang mengatakan 'Anda bertanya terlalu sedikit, tidakkah Anda tahu apa yang pantas Anda dapatkan?" katanya.
Selain itu, pria juga harus turut andil untuk mendukung rekan-rekan wanita, terutama jika di perusahaan tersebut sedikit sulit sehingga tidak memiliki banyak pemimpin wanita.
"Pada akhirnya, saya pikir itu hanya bisa bergeser jika ada cukup banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Tetapi untuk sampai di sana, kita semua harus bekerja sangat keras," jelasnya.
Studi yang tak terhitung jumlahnya, termasuk laporan 2018 dari Harvard Business Review, menceritakan bagaimana wanita terus menghadapi hambatan yang signifikan di tempat kerja, dibandingkan dengan rekan pria mereka.
Pendiri platform global untuk wirausaha teknologi perempuan, Love Tech, Leanne Robers mengatakan, dia yakin prestasi Bose dapat menandai tonggak penting bagi pendiri perempuan dan menunjukkan kepada mereka mengenai kekuatan kemungkinan.
"Sangat penting untuk memiliki panutan wanita seperti Ankiti, karena Anda tidak bisa menjadi apa yang tidak bisa Anda lihat," katanya.
Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini
Gambar : Merdeka.com
Sumber : Merdeka.com