TRIBUN-TIMUR.COM , MAKASSAR - Dosen Universitas Teknologi Sulawesi (UTS) Makassar mengadakan pelatihan berbasis home Industry untuk warga Go...
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dosen Universitas Teknologi Sulawesi (UTS) Makassar mengadakan pelatihan berbasis home Industry untuk warga Gowa.
Pelatihan tersebut bagian dari program pengabdian masyarakat yang dilangsungkan di Desa Pabundukang Kecamatan Bontonompo Selatan, Gowa, Sabtu (20/7/2019) lalu.
Dikutip dari rilis yang diterima Tribun Timur, hal tersebut diungkapkan Ketua Prodi S1 Kimia UTS Makassar, Nurhikmah Wahab ST MT kepada media, Senin (22/7/2019).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 4 tim jurusan terdiri dari 9 dosen prodi kimia, 5 dosen prodi pertanian, 3 dosen teknik sipil dan perwakilan dosen prodi teknik elektro.
Sasaran kegiatan ini adalah penyuluhan pembuatan sirup dan selai tala dari buah lontar yang banyak tumbuh di Pabundukang, Gowa.
Buah lontar sebagai sarana pengembangan kewirausahaan berbasis technopreneurship melalui home industri.
Dijelaskan Nurhikmah, di desa itu cukup banyak tumbuh buah lontar dan selama ini belum diolah dan memiliki nilai ekonomiyang tinggi.
"Pemberian keterampilan buat sirup dan selei akan memberikan nilai tambah bagi buah lontar di desa itu," kata Nurhikmah.
Buah lontar itu selain diolah jadi sirup dan selai. Buah ini baik dari air maupun isinya sangat bermanfaat bagi kesehatan.
"Seperti sebagai isotonik, melancarkan pencernaan,baik untuk penderita diabetes, ginjal dan sebagai antibiotik," katanya.
Dosen Fakultas Pertanian UTS Akbar Wahab SP MSi menambahkan, Desa Pabundukang memiliki potensi besar tumbuh buah lontar dalam jumlah banyak setiap hari.
"Tanaman ini belum tersentuh dan masih alami karena termasuk produk hasil pertanian organik belum disentuh bahan-bahan kimia," katanya.
Kepala Desa Pabundukang Gowa, Baharuddin Rewa, merasa senang dengan pengabdian dari dosen dan mahasiswa UTS.
Sebab, dengan pengetahuan itu memberi nilai tambah bagi buah lontar di desa.
"Karena selama ini masyarakat membuang percuma buah itu dan jadi sampah lingkungan," kata Baharuddin Rewa.
"Masyarakat desa sangat antusias mengikuti pelatihan dan itu jadi bukti kepedulian warga mendapatkan keterampilan mengolah bahan buah lontar guna meningkatkan ekonomi keluarga," katanya.
Dosen yang jadi nara sumber memberi materi selama pelatihan, dosen prodi kimia, Ida Ifdaliah, S.Si.,M.Si dan Ali Akbar Wahab.SP.,MSi selaku dosen Prodi Pertanian UTS.
Pelatihan tersebut bagian dari program pengabdian masyarakat yang dilangsungkan di Desa Pabundukang Kecamatan Bontonompo Selatan, Gowa, Sabtu (20/7/2019) lalu.
Dikutip dari rilis yang diterima Tribun Timur, hal tersebut diungkapkan Ketua Prodi S1 Kimia UTS Makassar, Nurhikmah Wahab ST MT kepada media, Senin (22/7/2019).
Kegiatan tersebut diikuti oleh 4 tim jurusan terdiri dari 9 dosen prodi kimia, 5 dosen prodi pertanian, 3 dosen teknik sipil dan perwakilan dosen prodi teknik elektro.
Sasaran kegiatan ini adalah penyuluhan pembuatan sirup dan selai tala dari buah lontar yang banyak tumbuh di Pabundukang, Gowa.
Buah lontar sebagai sarana pengembangan kewirausahaan berbasis technopreneurship melalui home industri.
Dijelaskan Nurhikmah, di desa itu cukup banyak tumbuh buah lontar dan selama ini belum diolah dan memiliki nilai ekonomiyang tinggi.
"Pemberian keterampilan buat sirup dan selei akan memberikan nilai tambah bagi buah lontar di desa itu," kata Nurhikmah.
Buah lontar itu selain diolah jadi sirup dan selai. Buah ini baik dari air maupun isinya sangat bermanfaat bagi kesehatan.
"Seperti sebagai isotonik, melancarkan pencernaan,baik untuk penderita diabetes, ginjal dan sebagai antibiotik," katanya.
Dosen Fakultas Pertanian UTS Akbar Wahab SP MSi menambahkan, Desa Pabundukang memiliki potensi besar tumbuh buah lontar dalam jumlah banyak setiap hari.
"Tanaman ini belum tersentuh dan masih alami karena termasuk produk hasil pertanian organik belum disentuh bahan-bahan kimia," katanya.
Kepala Desa Pabundukang Gowa, Baharuddin Rewa, merasa senang dengan pengabdian dari dosen dan mahasiswa UTS.
Sebab, dengan pengetahuan itu memberi nilai tambah bagi buah lontar di desa.
"Karena selama ini masyarakat membuang percuma buah itu dan jadi sampah lingkungan," kata Baharuddin Rewa.
"Masyarakat desa sangat antusias mengikuti pelatihan dan itu jadi bukti kepedulian warga mendapatkan keterampilan mengolah bahan buah lontar guna meningkatkan ekonomi keluarga," katanya.
Dosen yang jadi nara sumber memberi materi selama pelatihan, dosen prodi kimia, Ida Ifdaliah, S.Si.,M.Si dan Ali Akbar Wahab.SP.,MSi selaku dosen Prodi Pertanian UTS.