TRIBUNNEWS.COM - Beredar cerita soal pendaki cewek di Gunung Rinjani yang disetubuhi karena hipotermia. Cerita ini kemudian menjadi viral d...
TRIBUNNEWS.COM - Beredar cerita soal pendaki cewek di Gunung Rinjani yang disetubuhi karena hipotermia.
Cerita ini kemudian menjadi viral di media sosial.
Menanggapi cerita viral tersebut, Basarnas menyebutnya sebagai ajaran yang sesat.
Sebuah cerita soal penyelamatan pendaki hipotermia dibagikan oleh akun Instagram @willykurniawanid.
Willy membagikan foto tangkapan layar komentar seorang pendaki.
Dalam foto tersebut, pendaki yang tidak diketahui namanya ini, menyebut penanganan hipotermia dalam keadaan paling darurat adalah dengan skin to skin yakni menyetubuhi.
Si pendaki juga menceritakan kisahnya saat mendaki Gunung Rinjani.
Saat itu, seorang perempuan mengalami hipotermia hingga hampir meninggal.
Menurut cerita si pendaki, perempuan tersebut sudah ditangani dengan berbagai cara namun kondisinya tak membaik.
Perempuan tersebut kemudian ditolong dengan cara disetubuhi.
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya.
Biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang berkepanjangan.
Lalu benarkah metode skin to skin adalah dengan persetubuhan?
Mengutip dari Kompas.com, Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga menegaskan, cara tersebut adalah keliru.
Menurut Suhri, penanganan hipotermia cukup mengganti pakaian dan memakai selimut.
"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (22/7/2019).
Suhri bahkan menyebut, metode penanganan hipotermia yang kini ramai diperbincangkan adalah sesat.
"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," katanya.
Sementara itu, metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit.
Misalnya saling berpelukan di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu normal.
Penderita hipotermia juga harus diganti pakaiannya yang basah dengan pakaian kering.
Cara lain yakni dengan melepas seluruh pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag.
Suhri menegaskan, cara ini hanya boleh dilakukan oleh sesama jenis atau pasangan suami istri.
"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelasnya.
Cerita ini kemudian menjadi viral di media sosial.
Menanggapi cerita viral tersebut, Basarnas menyebutnya sebagai ajaran yang sesat.
Sebuah cerita soal penyelamatan pendaki hipotermia dibagikan oleh akun Instagram @willykurniawanid.
Willy membagikan foto tangkapan layar komentar seorang pendaki.
Dalam foto tersebut, pendaki yang tidak diketahui namanya ini, menyebut penanganan hipotermia dalam keadaan paling darurat adalah dengan skin to skin yakni menyetubuhi.
Si pendaki juga menceritakan kisahnya saat mendaki Gunung Rinjani.
Saat itu, seorang perempuan mengalami hipotermia hingga hampir meninggal.
Menurut cerita si pendaki, perempuan tersebut sudah ditangani dengan berbagai cara namun kondisinya tak membaik.
Perempuan tersebut kemudian ditolong dengan cara disetubuhi.
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya.
Biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang berkepanjangan.
Lalu benarkah metode skin to skin adalah dengan persetubuhan?
Mengutip dari Kompas.com, Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga menegaskan, cara tersebut adalah keliru.
Menurut Suhri, penanganan hipotermia cukup mengganti pakaian dan memakai selimut.
"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya. Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com pada Senin (22/7/2019).
Suhri bahkan menyebut, metode penanganan hipotermia yang kini ramai diperbincangkan adalah sesat.
"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," katanya.
Sementara itu, metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit.
Misalnya saling berpelukan di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu normal.
Penderita hipotermia juga harus diganti pakaiannya yang basah dengan pakaian kering.
Cara lain yakni dengan melepas seluruh pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag.
Suhri menegaskan, cara ini hanya boleh dilakukan oleh sesama jenis atau pasangan suami istri.
"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke. Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke. Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelasnya.